Surabaya Membara Berujung Petaka

Pasang Iklan Disini

Wikimedan Tragedi berdarah terjadi menjelang peringatan Hari Pahlawan. Tepatnya pada 9 November lalu sekitar pukul 19.30 WIB. Kala itu digelar drama teatrikal Surabaya Membara di Tugu Pahlawan, Surabaya.

Ribuan orang datang untuk menonton pementasan. Mereka berjubel di depan panggung hingga berada di viaduk dekat Tugu Pahlawan yang menjadi jalur kereta api. Pada waktu yang bersamaan, melintas KRD nomor lokomotif 446 dengan rute Sidoarjo-Stasiun Pasar Turi.

Penonton yang berada di viaduk kocar-kacir saat kereta melintas. Ada yang terjatuh, dan ada pula yang terlindas kereta. Total ada 18 korban dalam peristiwa tersebut. Rinciannya, 2 korban tewas dan 16 korban luka-luka.

Taufik Monyong
Ketua Panitia Surabaya Membara M Taufik. (Aryo Mahendro/Wikimedan)

Petugas medis dan beberapa polisi yang berada di lokasi langsung meberikan pertolongan dan mengevakuasi para korban. Sekitar setengah jam kemudian, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan mendatangi lokasi kejadian.

Rudi langsung memerintahkan personelnya untuk membersihkan dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi menemukan sejumlah barang bukti berupa potong tubuh salah seorang korban yang tewas terlindas kereta.

“Pas kereta api lewat. Sehingga (awal olah TKP) ada yang terlindas dua orang dan enam orang yang terjatuh,” kata Rudi di viaduk Jalan Tugu Pahlawan, Jumat (9/11).

Beberapa menit kemudian, panitia Surabaya Membara menghentikan pagelaran drama. Alasannya, situasi dan kondisi sudah tidak kondusif untuk melanjutkan acara.

Warga yang menonton pun mulai membubarkan diri. Beberapa polisi masih yang berjaga di sekitar lokasi kejadian. Sisanya membantu penanganan dan identifikasi para korban yang dirawat di RSUD dr. Soetomo, RSUD dr. M. Soewandhi, dan RS PHC Surabaya.

Santunan Mengalir

Tragedi tersebut mengundang keprihatinan dari berbagai pihak. Salah satunya dari Gubernur Jawa Timur (Jatim) terpilih Khofifah Indar Parawansa.

Bahkan Khofifah yang menghadiri pagelaran Surabaya Membara, sempat menyaksikan tragedi berdarah tersebut. Dia memberikan pidato duka cita dan doa kepada para korban sebelum panitia resmi menghentikan acara.

“Saya menyatakan turut berduka dengan para korban yang tertabrak kereta di viaduk. Saya mendoakan agar semua amal ibadahnya diterima Tuhan Yang Maha Esa,” kata Khofifah di panggung teatrikal Surabaya Membara, Jumat (9/11) malam.

Usai mendoakan korban, Khofifah memberikan semangat kepahlawanan kepada semua penonton di lokasi kecelakaan. Meski banyak penonton yang beranjak pulang, Khofifah masih menyerukan tentang arti semangat kepahlawanan. “Semangat kepahlawanan berarti menunjukkan semangat membela Indonesia,” ucap Khofifah.

Pernyataan duka cita juga datang dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Dia menyesalkan adanya korban jiwa saat pagelaran Surabaya Membara.

Untuk itu, Budi akan memberikan santunan kepada keluarga korban. Namun besarnya santunan tak disebutkan dengan jelas. “Untuk korban yang wafat, kami dari Kementerian Perhubungan akan memberi santunan kepada keluarganya. Karena ini tragedi kemanusiaan dan tentunya tidak diinginkan siapa pun,” tutur Budi.

Selain Khofifah dan Budi Karya, Gubernur Jatim Soekarwo tak ketinggalan menyampaikan duka cita. Pejabat yang akrab disapa Pakde Karwo itu berjanji memberikan santunan kepada para korban sebesar Rp 10 juta.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim juga akan menanggung semua biaya pemakaman korban. Sedangkan bagi korban luka, semua biaya perawatannya ditanggung.

Namun, Soekarwo tidak menyebut kapan akan menyalurkan semua bentuk santunan itu. “Kami pendekatannya adalah kemanusiaan. Tidak cari siapa yang salah dan benar. Tapi cari solusi yang ada,” tukas Soekarwo di Taman Makam Kusuma Bangsa, Kamis (10/11).

Tak Ada Tersangka

Penyidikan berlanjut. Polisi memanggil 10 saksi yang terkait. Antara lain pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Pemporv Jatim, masinis kereta, dan Ketua Panitia Surabaya Membara Taufik Hidayat.

Namun tidak ada satupun dari mereka yang ditetapkan sebagai tersangka. Hingga kini, belum diketahui bagaimana hasil pemeriksaan terhadap semua saksi tersebut.

Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan mengatakan, saat itu pihaknya masih fokus pada penanganan korban. Tim medis masih melakukan perawatan intensif terhadap 3 korban di RSUD dr. Soetomo, RS PHC Surabaya, dan RSUD dr. Soewandhi.

“Kalau itu (isu ada tambahan korban meninggal), saya belum monitor ya. Tapi yang jelas 3 korban luka masih dirawat di 3 rumah sakit itu,” ungkap Rudi.

(did/HDR/JPC)


Kategori : Berita Nasional

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *