Rupiah Mendekati Rp15.600, Keputusan BI Ditunggu!

Pasang Iklan Disini

Wikimedan.com – Rupiah Mendekati Rp15.600, Keputusan BI Ditunggu! Rupiah dibuka babak belur mengadapi dolar AS jelang penetapan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI), siang ini, Kamis (20/10/2022).

Rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,23% ke Rp 15.530/US$, mengutip data Refinitiv.

Dalam hitungan detik rupiah langsung merosot 0,48% ke Rp 15.570/US$, dan tertahan di level tersebut hingga pukul 09:05 WIB.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai meskipun pelemahan rupiah relatif lebih kecil dari pada mata uang lainnya di Asia.

Namun, pelemahan rupiah ini akan berpengaruh kepada pelaku usaha manufaktur yang mengimpor bahan baku dan barang modalnya.

Oleh karena itu, dia menilai kenaikan suku bunga acuan menjadi salah satu langkah Bank Indonesia dalam menjaga daya tarik pasar domestik sekaligus menjaga stabilitas rupiah.

“Harapannya dengan adanya kenaikan suku bunga, dengan kondisi tahun depan ekspektasinya The Fed tidak akan seagresif tahun ini, rupiah bisa Rp 15.200 pada akhir tahun ini,” kata Josua dalam Closing Bell CNBC Indonesia TV, dikutip Kamis (20/10/2022).

Adapun, Josua mengungkapkan kondisi rupiah saat ini masih undervalued. Hal ini dipicu oleh faktor sentimen dari flight to quality yang dilakukan investor asing.

“Bukan semata-mata rupiah saja, yen saja, sterlingnya saja. Ini karena investor global akan masuk kepada safe haven, pada saat ketidakpastian sangat tinggi,” ujarnya.

Kenaikan suku bunga acuan The Fed, juga membuat investor memilih memegang dolar.

“Maka dari itu liquidity is the king saat ini,” tegas Josua.

Bahana Sekuritas melihat adanya kekeringan likuiditas dolar saat ini di pasar.

Menurut catatan Bahana, likuiditas valas domestik menipis karena perbedaan suku bunga acuan yang lebar antara Amerika Serikat (AS) dan Indonesia.

Dengan kondisi ini, Kepala Ekonom Bahana Satria Sambijantoro menuturkan BI akan menaikkan suku bunga 50 bps menjadi 4.75%.

Namun, Bahana melihat kemungkinan dosis kenaikan yang lebih besar lagi.

“Kami melihat kemungkinan yang semakin besar bahwa BI akan menggunakan kenaikan suku bunga 75 bps untuk menahan rupiah pada pertemuan 19-20 Oktober,” kata Satria dan tim.

Sejauh ini, dia menilai BI telah melakukan intervensi dalam jumlah yang lebih besar selama dua minggu terakhir.

Suku bunga simpanan valas overnight yang digunakan BI dalam operasi moneternya telah meningkat.

Sayangnya, hal ini tidak diikuti oleh bank umum, yang terkendala oleh suku bunga penjaminan 0,75% untuk tabungan valuta asing yang ditetapkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

“Akibatnya, banyak pendapatan ekspor Indonesia disimpan di bank-bank Singapura, yang menawarkan lebih dari 3% setahun untuk dolar AS yang ditempatkan di deposito berjangka mereka,” ungkap catatan Bahana.

Terlepas dari surplus perdagangan Indonesia yang besar, Satria melihat likuiditas dolar saat ini tipis di antara bank-bank lokal karena BI menjadi satu-satunya pemasok dolar di pasar valas.

“Dalam trade off antara cadangan devisa atau suku bunga ini, strategi yang lebih berkelanjutan untuk BI jika ingin menjangkar rupiah adalah dengan memberikan kenaikan suku bunga yang besar, dalam pandangan kami,” pungkas Satria dan tim.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20221020092735-17-381152/rupiah-babak-belur-dekati-rp15600-keputusan-bi-ditunggu

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *