Punya Uang Kuno Ini? Datang ke Senayan Dibayar Rp100 Juta

Pasang Iklan Disini

Wikimedan – Punya Uang Kuno Ini? Datang ke Senayan Dibayar Rp100 Juta. Sejumlah pecinta uang kuno berkumpul di acara Festival Rupiah Berdaulat Indonesia (Ferbi) di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (18/8/2023). Mereka memamerkan beragam mata uang jadul yang harga jualnya beragam bahkan bisa sampai ratusan juta Rupiah.

Erin Suhandini, anggota Kelompok numismatik dari Depok mengatakan kelompoknya membuka boot pameran dalam acara ini untuk mempopulerkan hobi mengumpulkan uang kuno. Numismatik adalah kegiatan mengumpulkan uang kuno.

“Kami di sini ikut pameran uang kuno dan juga alat barter kuno,” kata dia saat ditemui di lokasi.

Perempuan kelahiran 1987 itu mengatakan uang kuno yang dipamerkan oleh kelompoknya paling banyak terbitan tahun 1945 sampai dengan terbitan terbaru. Untuk terbitan terbaru, kata dia, ada kriteria khusus hingga bisa disebut barang kolektor, yakni Rupiah yang salah cetak atau salah potong. “Paling susah cari yang salah potong atau misscut, harganya bisa sampai Rp 500 ribu atau Rp 1 juta,” kata dia.

Perempuan yang sudah menjadi kolektor dan berbisnis jual-beli uang kuno sejak 2005 itu menuturkan ada jenis uang kuno yang paling langka dan bisa punya harga jual selangit. Dia mengatakan uang itu adalah seri wayang terbitan 1937-1938.

Sejumlah pecinta uang kuno berkumpul di acara Festival Rupiah Berdaulat Indonesia (Ferbi) di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (18/8/2023). (CNBC Indonesia/Rosseno Aji Nugroho)

 

Seri wayang merupakan uang terbitan De Javasche Bank, bank swasta milik pemerintah Hindia Belanda. Disebut seri wayang karena memang uang itu menggunakan gambar Wayang Orang Sriwedari. Seri uang tersebut terbagi menjadi pecahan 5 sampai 1.000 gulden.

Erin mengatakan di pasaran uang seri wayang di pasaran bisa dijual mulai dari Rp 100 ribu sampai Rp 100 juta. “Kalau kondisinya oke harganya oke, kalau kondisinya jelek disesuaikan,” tutur dia.

Erin mengakui bahwa kehadiran kelompoknya dalam pameran yang digelar BI ini memang berfokus untuk pameran. Namun dia tak memungkiri apabila ada sesama kolektor yang ingin melakukan jual-beli, dirinya tentu akan melayani.

“Kalau ada yang beli, kita jual-beli bisa tapi kita fokusnya di sini lebih hanya pameran saja,” kata dia.

Dia mengatakan lebih sering melakukan jual-beli atau berburu uang kuno melalui fasilitas media sosial. Dia mengaku memiliki akun Facebook yang sudah cukup dikenal, hingga banyak orang yang menghubunginya untuk menjual koleksinya.

Transaksi secara online itu dia akui bukan tanpa resiko. Dia menceritakan sempat tertipu jutaan Rupiah gara-gara penjual tidak mengirimkan barang setelah dirinya membayar. Nasib sial itu tak membuatnya kapok berbisnis uang lawas. Dia mengatakan penghasilan dari bisnis ini lumayan untuk menghidupi keluarganya. “Omset kotornya sebulan bisa Rp 20 juta,” kata dia.

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *