Kisah Ken Griffin, Trading dari Kamar Asrama Jadi Investor Terkaya

Pasang Iklan Disini

Wikimedan – Kisah Ken Griffin, Trading dari Kamar Asrama Jadi Investor Terkaya. Kenneth Griffin atau Ken Griffin dikenal sebagai CEO Citadel, sebuah hedge fund dengan dana kelolaan atau asset under management (AUM) ratusan miliar dolar. Hingga 2024, kekayaan bersihnya telah melampaui US$ 43,6 miliar atau setara Rp 671.83 triliun, menjadikannya salah satu orang terkaya di dunia.

Melalui perusahaannya dan investasi pribadi, Griffin telah membuat banyak keputusan cerdas dan terkadang berlebihan. Salah satunya adalah membangun rumah termahal di dunia yang saat ini masih dalam tahap konstruksi.

Melansir business2community.com, Jumat (30/8/2024), sebagai CEO hedge fund multinasional dan pemilik perusahaan pembuat pasar, Griffin memiliki miliaran dolar untuk dikelola dan dibelanjakan. Ia juga secara rutin menyumbangkan jutaan dolar untuk tujuan filantropi dan kandidat politik.

Griffin adalah salah satu dari sedikit orang yang menemukan passion hidup dan jalur karier pada usia muda. Perjalanannya dimulai di kamar asramanya di Harvard, di mana ia memulai trading.

Setelah lulus dari sekolah menengah, Griffin melanjutkan studi di Universitas Harvard dengan jurusan ekonomi. Pada Oktober 1987, ia mendirikan hedge fund pertama, G&S Capital, dengan dukungan keluarga serta dua investor, Saul Golkin dan Rush Simonson.

Ide Griffin untuk menggunakan model sederhana dalam menentukan harga obligasi menarik perhatian Saul Golkin. Golkin adalah seorang pensiunan yang secara kebetulan mendengar rencana Griffin dan memutuskan untuk berinvestasi US$ 50.000.

Berkat dukungan beberapa investor, termasuk ibu dan neneknya, Griffin berhasil mengumpulkan US$ 265.000. Dana ini digunakan untuk membentuk kemitraan terbatas yang disebut Convertible Hedge Fund #1.

Awal karier Griffin sebagai manajer hedge fund di kamar asramanya penuh dengan tantangan. Asrama tidak memiliki parabola, dan universitas tidak mengizinkannya memasang satu, padahal itu satu-satunya cara untuk mendapatkan kutipan saham secara real-time.

Pun universitas memilki kebijakan melarang mahasiswa menjalankan bisnis di kampus. Namun, Griffin berhasil melobi agar hedge fund miliknya diklasifikasikan sebagai aktivitas di luar kampus sehingga ia diizinkan memasang parabola.

Convertible Hedge Fund #1 diluncurkan pada 1987, tepat saat Black Monday terjadi. Ketika Dow Jones anjlok 22,6%, Griffin justru berhasil meraih keuntungan signifikan berkat posisinya yang strategis.

Kesuksesan Griffin selama krisis ini membuat para investor semakin percaya pada kemampuannya. Dengan mudah, ia mengumpulkan USD 750.000 untuk mendirikan fund kedua, Convertible Hedge Fund #2.

Setelah lulus, Griffin memperkenalkan dirinya ke Wall Street dengan mendekati departemen pinjaman saham. Meskipun masih menjadi mahasiswa, para broker memberikan Griffin kesempatan, termasuk Frank Meyer, seorang pionir hedge fund.

Pada September 1990, Griffin mulai mengelola strategi arbitrase convertible sebagai akun terpisah untuk Glenwood Investment Corp milik Meyer. Setahun kemudian, Griffin berhasil memberikan keuntungan sebesar 70%, yang membuat Meyer memperkenalkannya kepada klien Glenwood.

Dukungan dari Meyer memungkinkan Griffin mengumpulkan US$ 18 juta untuk mendirikan Wellington Partners. Ini adalah awal dari Citadel LLC, perusahaan yang kemudian membuat Griffin menjadi miliarder.

Citadel LLC didirikan pada 1990 dengan AUM awal sebesar US$ 18 juta. Setahun kemudian, Griffin mencatat keuntungan luar biasa sebesar 43% melalui trading convertible AS dan Jepang.

Pada 2003, atau saat usia 24 tahun, Griffin menjadi orang termuda yang masuk dalam daftar Forbes 400. Kekayaannya saat itu mencapai US$ 650 juta.

Setahun sebelumnya, pada 2002, ia mendirikan Citadel Securities, sebuah perusahaan pembuat pasar. Griffin masih memiliki 80% saham di perusahaan ini, yang kini melayani lebih dari 1.600 klien, termasuk bank sentral dan dana kekayaan negara.

Citadel Securities telah mengumpulkan kekayaan bernilai miliaran dolar. Saat ini, Ken Griffin menjabat sebagai ketua non-eksekutif di perusahaan yang ia dirikan.

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *