Israel Serang Negara Baru-Pemimpin Baru Hamas

Pasang Iklan Disini

Wikimedan – Israel Serang Negara Baru-Pemimpin Baru Hamas. Kekerasan masih terjadi di kawasan Timur Tengah. Israel masih terus melakukan serangan ke Gaza dan Lebanon.

Kelompok Hizbullah juga membalas serangan Israel dengan ratuan amunisi bahkan menyaar bandara Tel Aviv. Sementara itu Hamas, memberi sinyal soal pemimpin baru mereka, menggantikan Yahya Sinwar yang tewas dibunuh pasukan Israel minggu lalu.

Lalu bagaimana update lengkapnya perang di Arab? Berikut rangkuman CNBC Indonesia, merujuk sejumlah fakta baru yang terjadi Senin hingga Selasa (22/10/2024).

Israel Serang Negara Baru, Bom Wilayah Kantor-Kantor PBB

Israel menyerang negara baru di luar konfliknya dI Gaza dengan Hamas dan Hizbullah di Lebanon. Kali ini Suriah.

Mengutip AFP, serangan dilakukan Israel ke Damaskus, Senin sore, di distrik Mazzeh. Ini merupakan lokasi kedutaan besar dan markas keamanan di negeri tersebut, termasuk kantor-kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Sekitar pukul 17:05, musuh Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan sebuah mobil sipil di Mazzeh,” kata Kementerian Pertahanan Suriah.

“Menewaskan dua warga sipil dan melukai tiga lainnya,” tambahnya.

Hal sama juga diberitakan laman resmi SANA. Dikatakan bahwa ledakan di Mazzeh tak hanya membakar mnbil yang melintas di dekat Kementerian Informasi Suriah tapi juga merusak sebuah hotel.

“Ambulans bergegas ke lokasi ledakan di mana orang banyak berkumpul di sekitar kendaraan roda empat yang hancur dan berubah menjadi serpihan logam,” lapor koresponden AFP.

Israel sendiri mengklaim komandan Hizbullah tewas dalam serangan di Damaskus, sebagaimana dilaporkan Al-Jazeera. Juru bicara militer Israel mengklaim bahwa serangan di ibu kota Suriah menewaskan komandan unit Hizbullah yang bertanggung jawab atas pengiriman senjata dari Iran.

Iran sendiri sebelumnya diyakini adalah sumber pasokan senjata Hizbullah. Sayangnya, Hizbullah belum mengomentari laporan itu.

Israel Serang 300 Target di Lebanon selama 24 Jam

Israel mengatakan bahwa mereka menyerang sekitar 300 target Hizbullah di Lebanon selama 24 jam terakhir, Senin. Israel mengklaim meningkatkan serangannya untuk menyerang keuangan kelompok tersebut.

Serangan terhadap lembaga keuangan Hizbullah menandai perluasan perang yang telah berlangsung hampir sebulan di Lebanon. Ini terjadi saat Israel terus menggempur Gaza selama lebih dari setahun dalam perang di sana.

Mengutip AFP, salah satu wilayah yang mengalami kehancuran adalah kawasan Ouzai, di ibu kota Beirut. Tim penyelamat mengatakan mereka tengah mencari korban selamat di tengah kehancuran di Ouzai.

“Mereka (Israel) tidak memberi ruang bagi orang untuk melarikan diri. Serangan itu terjadi tak lama setelah peringatan,” katanya.

Serangan Israel lain juga dilaporkan menghantam kawasan Hreik, dekat sebuah rumah sakit di Lebanon, mengutip laman NNA. Dua gumpalan asap juga mengepul di atas pinggiran selatan Beirut, seperti yang ditunjukkan rekaman AFPTV.

Netanyahu Buru Brangkas Duit & Emas Hizbullah

Tentara Israel mengatakan pasukannya menggempur keuangan Hizbullah. Tentara Zionis menyebut telah menyerang lebih dari dua lusin target termasuk bunker berisi puluhan juta dolar dalam bentuk uang tunai dan emas, dalam serangan Minggu malam waktu setempat.

“Angkatan Udara Israel melancarkan serangkaian serangan tepat sasaran terhadap benteng keuangan Hizbullah ini,” kata juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari dalam pengarahan yang disiarkan televisi.

“Salah satu target utama kami tadi malam adalah brankas bawah tanah berisi puluhan juta dolar dalam bentuk uang tunai dan emas. Uang itu digunakan untuk membiayai serangan Hizbullah terhadap Israel,” tambahnya.

Ia tidak menyebutkan apakah semua uang itu hancur akibat serangan itu. Namun Hagari kemudian merujuk pada bunker terpisah yang juga diduga berisi uang tunai dan emas di bawah rumah sakit Sahel di pinggiran selatan ibu kota Beirut.

Tetapi kata dia, brankas itu belum menjadi sasaran militer Israel. Ia mengklaim setidaknya ada setengah miliar dolar dalam bentuk uang kertas dan emas yang disimpan di bunker ini.

“Uang ini dapat dan masih dapat digunakan untuk membangun kembali negara Lebanon,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Rumah Sakit Sahel , Fadi Alameh mengatakan bahwa Israel melancarkan tuduhan palsu. Ia menambahkan bahwa staf medis yang bekerja di bagian gawat darurat, satu-satunya unit rumah sakit yang masih beroperasi meskipun dalam bahaya, sedang dievakuasi.

“Siap jika tentara Lebanon atau pengamat lain datang dan memeriksa rumah sakit untuk membuktikan bahwa klaim tersebut salah,” kata sosok yang juga anggota parlemen dari partai sekutu Hizbullah itu, dikutip AFP.

Serangan yang mengklaim target yang sama juga dikonfirmasi militer Israel lain. Kepala militer Israel Letnan Jenderal Herzi Halevi mengatakan lebih dari dua lusin target milik Al-Qard al-Hassan, sebuah perusahaan keuangan yang terkait dengan Hezbollah, diserang.

“Kami menyerang hampir 30 target di seluruh Lebanon,” kata Halevi dalam sebuah pernyataan, menyebut asosiasi yang dikenai sanksi Amerika Serikat (AS) itu, dengan klaim membiayai “operasi teroris Hizbullah”.

Perlu diketahui, Al-Qard al-Hassan sendiri adalah penyelamat bagi komunitas Syiah, yang sebagian besar berjuang melawan krisis keuangan di Lebanon selama bertahun-tahun, yang telah membuat warga kehilangan simpanan bank mereka. Perusahaan keuangan tersebut, yang secara resmi terdaftar sebagai badan amal, telah menawarkan kredit kepada nasabah dengan imbalan simpanan emas tanpa bunga sejak tahun 1980-an.

Penerima manfaatnya sebagian besar adalah kelompok Syiah. Tetapi di negara yang mengalami krisis ekonomi selama lima tahun yang telah memaksa banyak orang putus asa, umat Kristen dan Muslim Sunni juga telah beralih ke layanan tersebut.

AS telah lama memberikan sanksi kepada asosiasi tersebut. Di mana Washington menuduh Hizbullah menggunakannya sebagai kedok untuk menutupi aktivitas keuangannya dan mendapatkan akses ke sistem keuangan internasional.

“Pada Minggu malam, Israel menyerang cabang-cabang Al-Qard al-Hassan di Beirut, Lembah Bekaa timur, dan Lebanon selatan,” kata media resmi Lebanon.

Al-Qard al-Hassan sendiri mengatakan bahwa mereka memiliki lebih dari 30 cabang di seluruh negeri. Kebanyakan berada di pinggiran selatan Beirut, meki ada pula di Beirut tengah dan di kota-kota besar lainnya seperti Sidon dan Tyre.

Hizbullah Bom Pangkalan Militer Israel

Hizbullah merilis pernyataan yang mengatakan bahwa mereka meluncurkan roket baru ke Israel. Mengutip Al-Jazeera, pangkalan intelijen militer Israel di pinggiran kota, menjadi sasaran serangan.

“Pejuang Hizbullah meluncurkan roket ke pangkalan Glilot dari Unit Intelijen Militer 8200 di pinggiran kota Tel Aviv”, kata Hizbullah.

“Serangan itu dalam rangka membela Lebanon dan dalam menanggapi agresi Israel,” tambahnya seraya menyebut serangan juga didedikasikan untuk pemimpin mereka yang terbunuh oleh Israel, Hassan Nasrallah.

170 Roket Hizbullah Serang Israel

Sementara itu militer Israel juga membenarkan serangan Hizbullah. Dilaporkan bagaimana 170 proyektil ditembakkan oleh kelompok tersebut dari Lebanon, Senin.

Ini terjadi bersamaan dengan saat Israel melancarkan serangan mebombardir apa yang mereka sebut sumber dana Hizbullah dalam sebuah serangan udara. Sebanyak 170 proyektil itu merupakan serangan sehari penuh sejak Senin pagi hingga 23.00.

Menlu AS Kunjungi Lagi Timur Tengah

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kembali berangkat ke Timur Tengah Senin. Ini untuk mendorong gencatan senjata Gaza yang sulit dicapai dua minggu sebelum pemilihan AS.

Masalah di Gaza sendiri telah menjadi sumber perang yang bergejolak di kawasan Arab. Serangan Israel hingga kini ke kawasan itu dengan dalih melawan Hamas telah menyebabkan kekerasan makin meningkat membuat sekutu Hamas, seperti Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman bereaksi.

Ini akan menjadi perjalanan ke-11 ke Timur Tengah oleh diplomat tertinggi AS sejak perang pecah setahun. Blinken melakukan kunjungan terakhirnya ke Israel pada bulan Agustus, memperingatkan bahwa itu mungkin merupakan “kesempatan terakhir” untuk rencana gencatan senjata yang dipimpin AS.

Perang telah menjadi beban politik bagi pemerintahan Presiden AS Joe Biden. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berulang kali mengabaikan permohonan AS untuk berbuat lebih banyak untuk menyelamatkan warga sipil.

Pemimpin Baru Hamas

Dua sumber Hamas memberi keterangan soal kemungkinan pemimpin baru kelompok tersebut pasca pembunuhan dilakukan Israel ke Yahya Sinwar. Komite beranggotakan lima orang yang dibentuk pada bulan Agustus setelah pembunuhan kepala politik Ismail Haniyeh di Teheran Juli, akan mengambil alih kepemimpinan kelompok itu.

Komite tersebut dibentuk untuk memfasilitasi pengambilan keputusan mengingat sulitnya berkomunikasi dengan Sinwar di Gaza sebelum kematiannya. Nantinya jika memungkinkan pemimpin baru ditunjuk Maret, dalam sebuah pemilihan.

“Pendekatan kepemimpinan Hamas adalah tidak menunjuk pengganti mendiang pemimpin, Yahya Sinwar yang syahid, hingga pemilihan berikutnya, yang dijadwalkan pada bulan Maret, jika kondisinya memungkinkan,” ujar sumber yang memiliki informasi lengkap dari kelompok itu mengatakan kepada AFP, dikutip Selasa.

Sumber tersebut mengatakan bahwa komite tersebut terdiri dari perwakilan dari dua wilayah Palestina dan diaspora. Yaitu Khalil al-Hayya untuk Gaza, Zaher Jabarin untuk Tepi Barat, dan Khaled Meshaal untuk warga Palestina di luar negeri.

Komite tersebut juga mencakup kepala dewan penasihat Syura Hamas, Mohammed Darwish dan sekretaris biro politik, yang tidak pernah diidentifikasi karena alasan keamanan. Semua anggota komite saat ini bermarkas di Qatar.

Menurut sumber tersebut, komite tersebut bertugas untuk “mengatur gerakan tersebut selama perang dan keadaan luar biasa, serta rencana masa depannya”. Ia menambahkan bahwa komite tersebut berwenang untuk “membuat keputusan strategis”.

Sumber lain dari kelompok tersebut mengatakan bahwa pimpinan Hamas membahas usulan yang diajukan “secara internal” untuk menunjuk seorang kepala politik tanpa mengumumkan nama mereka.

Namun, sumber tersebut menambahkan, para pemimpin lebih suka memerintah melalui komite.

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *