Investor Lebih Mencermati The Fed, Rupiah Berpotensi Terus Menguat

Pasang Iklan Disini

Wikimedan Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) makin menunjukkan perbaikannya. Mengutip Yahoo Finance, saat ini posisi rupiah berada di level 14.495. Penguatan nilai tukar Rupiah karena investor pasar uang lebih mencermati isu global, terutama dari AS dibandingkan sentimen domestik.

Analis pasar uang Forex Time Lukman Otunuga mengatakan, pasar finansial pekan ini lebih menyoroti terhadap isu ketegangan dagang AS-Tiongkok yang berkelanjutan, perkembangan Brexit, dan banyak risiko geopolitik lainnya.

“Kalender ekonomi Indonesia relatif kosong pekan ini. Data Uang Beredar M2 bulan Oktober dijadwalkan untuk dirilis pada hari Jumat. Seperti mata uang pasar berkembang lainnya, Rupiah sepertinya akan tetap dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal pekan ini,” ujarnya Selasa (27/11).

Lukman menjelaskan, hasil rapat The Fed akan menjadi perhatian pada hari Kamis mendatang. Investor akan mengetahui apakah Federal Reserve mengkhawatirkan penurunan harga aset saat hasil rapat November dirilis.

“Apabila hasil rapat tidak menunjukkan bahwa Fed khawatir, maka pasar dapat menilai level kekhawatiran Fed terkait penurunan harga aset di kesempatan lain karena banyak anggota FOMC yang memiliki hak suara yang dijadwalkan untuk berbicara pekan ini, termasuk Ketua Dewan Gubernur Fed Jay Powell,” tuturnya.

Menurutnya, para pengambil kebijakan moneter belum terlalu khawatir karena tingkat pengangguran mendekati level terendah dalam 50 tahun dan inflasi mendekati level target.

Meskipun demikian, kemungkinan melambatnya laju pengetatan kebijakan moneter semakin tinggi, dan ini tergambar dalam FedWatch Tool CME yang menunjukkan bahwa investor mengantisipasi peluang 76 persen kenaikan suku bunga di bulan Desember, dan hanya satu kali kenaikan lagi di tahun 2019, tidak seperti tiga kali kenaikan yang diperkirakan oleh Federal Reserve.

Walau Fed adalah faktor penting dalam memulihkan kepercayaan, namun hubungan yang lebih baik antara AS dan Tiongkok mungkin lebih berpengaruh besar dalam memperbaiki sentimen.

Rapat antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada pertemuan G20 mendatang yang akan dimulai pada 30 November dapat memberi gambaran mengenai arah pasar berikutnya.

“Apabila kedua belah pihak setuju untuk mengurangi ketegangan dan mencari kerangka kerja untuk mengatasi ketegangan dagang saat ini, maka pasar saham mungkin akan mengalami relief rally. Namun demikian, ada peluang besar bahwa situasi akan bergerak ke arah semakin buruk, jadi volatilitas sepertinya akan tetap tinggi selama beberapa hari mendatang,” tandasnya.

(mys/JPC)


Kategori : Berita Nasional

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *