BKKBN Panen Kritik usai Minta Wanita Lahirkan Satu Anak Perempuan

Pasang Iklan Disini

Wikimedan – BKKBN Panen Kritik usai Minta Wanita Lahirkan Satu Anak Perempuan. Warganet Indonesia ramai mengkritik pernyataan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang meminta setiap perempuan melahirkan satu anak perempuan untuk mengantisipasi penurunan angka kelahiran.

Melansir dari detikhealth, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo mengaku khawatir angka kelahiran atau total fertility rate (TFR) di Indonesia menurun dalam beberapa tahun mendatang. Terlebih, masyarakat Indonesia dinilai mulai memiliki tujuan pernikahan yang berbeda, yakni dari sebelumnya memiliki keturunan atau prokreasi menjadi rekreasi.

“Ada juga yang rekreasi, supaya hubungan suami-istri sah, ada yang ‘security‘ yaitu supaya bisa mendapatkan perlindungan,” kata dr. Hasto, dikutip Jumat (5/7/2024).

Hasto menegaskan, perubahan persepsi masyarakat terkait menikah bukan lagi hal wajib turut ikut berperan dalam penurunan angka kelahiran. Maka dari itu, ia berharap setiap perempuan di Indonesia dapat melahirkan setidaknya satu anak perempuan.

“Secara nasional saya mempunyai tanggung jawab agar [jumlah] penduduk tumbuh seimbang. Saya berharap adik-adik perempuan nanti punya anak rata-rata satu perempuan. Kalau di desa ada 1.000 perempuan maka harus ada 1.000 bayi perempuan lahir,” beber Hasto.

Menurut Hasto, setiap perempuan memiliki setidaknya satu anak perempuan ini perlu dilakukan agar Indonesia tidak mengalami penyusutan populasi penduduk.

“Kalau ‘minus growth‘ lama-lama habis orangnya,” ujar Hasto.

Pernyataan tersebut pun mengundang amarah warganet, terutama di X (sebelumnya Twitter). Warganet menilai bahwa setiap perempuan memiliki setidaknya satu anak perempuan tidak akan mampu mengatasi ancaman penurunan angka kelahiran di Tanah Air.

Alih-alih melahirkan satu anak perempuan, banyak warganet yang mendesak BKKBN untuk menganalisis dan mengatasi akar penyebab banyak pasangan yang menikah hanya untuk rekreasi hingga memutuskan tidak memiliki anak.

“Bukannya fokus buat tingkatin kualitas SDM malah nyuruh invest anak perempuan buat jadi mesin reproduksi. Agak lain memang ini BKKBN. Mereka yang bikin program KB, mereka juga yang nyuruh banyakin anak perempuan,” tulis salah satu warganet X.

“Enak benar. Dia (Hasto) yang [membuat] target yang nanggung biaya pendidikan dan lain-lain rakyat. Enggak sekalian biar mencapai target yang enggak punya anak dihukum? Akar permasalahannya, tuh, beresin. Kenapa orang memilih menunda, mengurangi, atau malah enggak punya anak,” ujar warganet lainnya.

Selain itu, sejumlah warganet juga mempertanyakan pernyataan yang dikeluarkan oleh Kepala BKKBN yang dinilai tidak menjawab permasalahan itu. Bahkan, terdapat warganet yang mempertanyakan proses pengambilan target yang diungkapkan Hasto.

“Perempuan ogah hamil sama dengan angka kelahiran turun. Solusinya? Targetkan satu pasangan satu anak perempuan. Agak bingung sama cara berpikir BKKBN, enggak menjawab permasalahan sama sekali. Jadi kepikiran, saat mengambil keputusan mempertimbangkan masukan dari staf perempuan enggak, ya?” tanya warganet.

Another day, another asbun (asal bunyi). Dikira perempuan pabrik anak apa? Sekelas BKKBN, kok, bikin pernyataan begitu. Apa tidak malu?” ujar warganet lainnya.

Sebagai informasi, menurut laporan Statistik Indonesia 2024 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), angka perkawinan di Indonesia menurun drastis selama tiga tahun terakhir, yakni 2021-2023. Pada periode tersebut, angka pernikahan di Tanah Air menurun sebanyak dua juta.

Salah satu dampak dari penurunan angka pernikahan itu adalah angka kelahiran. Saat ini, angka kelahiran secara nasional berada pada angka 2,1. Meskipun masih tergolong ideal untuk pertumbuhan populasi penduduk, Hasto mengaku khawatir angka kelahiran terus menurun dalam beberapa tahun ke depan.

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *