Biaya Admin Shopee Kian Tinggi, Seller Lokal Menjerit

Pasang Iklan Disini

Jakarta, Wikimedan Kabar mengenai demo kurir belum reda, e-commerce asal Singapura Shopee kini dikeluhkan seller lokal. Kabar ini pertama kali mencuat dari postingan pengguna TikTok, yang di twitt akun adinda_finda di Twitter pada 11 April 2021.

Dalam cuitan akun adinda_finda, menuliskan bahwa salah satu seller di shopee mendapatkan order Rp15 juta, dan pihak Shopee membebani biaya berkisar Rp640 ribuan. Menurut cuitannya, dia mengeluhkan bahwa hal ini menunjukan bahwa Shoppe menekan seller.

Sehingga dengan biaya Admin yang cukup tinggi, membuat seller akan menaikan harga jual. Dengan begitu seller tidak tidak dapat bersaing, karena tuntutan biaya admin.

 

“Ini dimaksudkan biar nanti ordernya dari mereka, pake platform mereka, produknya dari mereka (Negara mereka) suppliernya mereka sendiri, ekspedisinya mereka, dan kita dapat sisa ampas-ampasnya saja,” seperti itu cuitan, adinda_finda.

Hingga saat ini, cuiitanya tersebut sudah di retweet 15.1 ribu, dan dilike sebanyak 38.2 ribu. Ketika hal ini dikonfirmasi pihak Shopee, hingga tulisan ini dipublish, pihak Shopee belum menanggapi.

Masalah seller sepertinya bukanlah isyu baru, sebelumnya Shopee dinilai lebih banyak menyediakan barang-barang impor di aplikasinya sehingga dapat mematikan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Alhasil, tagar #ShopeeBunuhUMKM ramai dibicarakan di media sosial. Para netizen beramai-ramai menggunakan tagar tersebut sebagai bentuk protes terhadap produk China yang dinilai terlalu murah, membuat produk lokal Indonesia kalah saing.

Munculnya tagar yang menyudutkan Shopee itu, tak bisa dilepaskan dari seruan Presiden Jokowi agar masyarakat Indonesia membenci produk asing. Meski menilai bahwa praktek perdagangan digital tidak berlaku adil, Jokowi tidak menyebut aplikasi e-commerce apa yang membunuh UMKM. Namun persepsi yang muncul di masyarakat bahwa e-commerce itu adalah Shopee. Mengingat selama ini penjualan produk-produk yang ditawarkan Shopee kebanyakan berasal dari China dan harganya lebih murah dibandingkan produk lokal.

Terlepas dari polemik yang saat ini tengah mencuat dan berpotensi merusak reputasi perusahaan, Kinerja Shopee belakangan memang sangat mentereng. Produk yang lengkap dan harga yang lebih murah terbukti mengatrol posisi Shopee di tengah kompetisi ketat dengan platform sejenis.

Menurut data dari iPrice yang diterbitkan pada September 2020, peta e-commerce di Indonesia sudah mengalami pergeseran dari sebelumnya di mana Tokopedia telah disalip oleh Shopee. Menurut iPrice, Shopee kini berjaya sebagai website ecommerce pertama di Indonesia mulai dari Q4 2019. Tercatat jumlah pengunjung Shopee selama satu bulan saja sekitar 93 juta lebih. Tokopedia yang sebelum berada di puncak, kini tergeser ke posisi kedua oleh Shopee. Tercatat setiap bulannya ada sekitar 86 jutaan.

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *