Pembangunan Hilirisasi Nikel Jenis Ini Dikaji Ulang

Pasang Iklan Disini

Wikimedan – Pembangunan Hilirisasi Nikel Jenis Ini Dikaji Ulang. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal mengevaluasi kembali pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di dalam negeri. Terutama smelter yang menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).

Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan evaluasi tersebut penting dilakukan lantaran sebaran smelter nikel berteknologi RKEF yang menghasilkan produk olahan nikel kelas dua berupa nickel pig iron (NPI) sudah menjamur.

Menurut dia, kondisi tersebut lantas berdampak pada harga jual nikel global yang melemah imbas melimpahnya produk nikel asal RI. “Kalau yang belum berjalan dievaluasi lagi,” kata Arifin ditemui di Gedung Ditjen Migas, dikutip Selasa (20/2/2024).

Arifin menyebut unit smelter yang bakal masuk evaluasi salah satunya yakni milik PT Vale Indonesia. Sebagaimana diketahui, Vale saat ini tengah membangun smelter berteknologi RKEF di Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi tengah (Sulteng).

“Pasti, tapi bukan berarti stop program hilirisasinya tapi dia (Vale) harus masuk ke segmen dimana produknya masih bertumbuh marketnya,” kata dia.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan proyek smelter di Bahodopi senilai US$ 2,1 miliar atau Rp 31,28 triliun (kurs Rp 14.898/US$) ini nantinya akan menggunakan teknologi rendah karbon dalam proses pengolahannya. Salah satunya dengan menggunakan teknologi rotary kiln-electric furnace (RKEF).

“Mitra kami mendukung untuk menggunakan teknologi rendah karbon. Pabrik ini akan menjadi RKEF yang digerakkan dengan tenaga gas alam. Ini akan menjadi pabrik dengan intensitas karbon kedua terendah di Indonesia setelah pabrik Sorowako,” ujarnya dalam acara Penandatanganan Perjanjian Investasi dan Kerja Sama untuk Proyek Blok Bahodopi, Selasa (6/9/2022).

Adapun dalam proses pembangunan proyek ini, Vale turut menggandeng Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co., Ltd (TISCO) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai). Menurut dia, pihaknya bersama partner telah berkomitmen dalam melakukan kegiatan penambangan yang berkelanjutan.

Bahkan nantinya terdapat tambahan investasi sebesar US$ 300 juta (sudah termasuk di dalam US$ 2,1 miliar) yang akan digelontorkan untuk tambahan fasilitas LNG. Kapasitas produksi dari proyek ini direncanakan akan berkisar 73.000-80.000 metrik ton nikel per tahun.

“Untuk menunjukkan lagi kami juga bersepakat membuat persemaian yang besar sampai 10 juta pohon masing-masing di Bahodopi dan Pomala, sesuai tujuan vale untuk memperbaiki kualitas hidup kami juga memegang prinsip di mana kami beroperasi harus bawa kemakmuran bersama,” katanya.

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *