Kasus Harian Covid-19 di RI Dekati 1.000, Gegara BA.4 & BA.5!

Pasang Iklan Disini

Wikimedan.com – Kasus Harian Covid-19 di RI Dekati 1.000, Gegara BA.4 & BA.5! Kasus Covid-19 di Indonesia bertambah signifikan dalam sepekan terakhir. Pada Selasa (14/5/2022), kasus konfirmasi harian Covid-19 bahkan meningkat 57% menjadi 930. Penambahan tersebut adalah yang tertinggi sejak 13 April lalu atau dalam dua bulan terakhir di mana pada saat itu Indonesia melaporkan tambahan kasus sebanyak 1.551.

Merujuk pada data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), setelah tanggal 13 April 2022, kasus harian Covid-19 di Indonesia selalu berada di bawah 1.000.
Sejak pertengahan April hingga akhir Mei 2022, kasus Covid-19 menurun drastis. Namun, kasus Covid-19 mulai meningkat sejak awal Juni hingga menyentuh 930 pada Selasa kemarin.

Dalam sepekan terakhir (8-14 Juni 2022), kasus Covid-19 bertambah 4.349 atau meningkat 61,9%. Tiga provinsi menyumbang kasus paling banyak yakni DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Dalam sepekan terakhir, provinsi DKI Jakarta menyumbang kasus sebanyak 2.398 sementara Jawa Barat sebanyak 686 dan Banten sebanyak 515 kasus.

 

Selain tambahan kasus, angka positivity rate juga terus merangkak naik. Bila  sepanjang Mei 2022, positivity rate selalu di bawah 1% maka pada sepekan terakhir, angka positivity rate selalu berada di atas 1% bahkan menyentuh 1,8% pada Selasa kemarin. Angka tersebut adalah yang tertinggi sejak 8 April 2022.

Jumlah kasus aktif juga melonjak drastis dalam sepekan menjadi 5.298 per 14 Juni padahal pada 7 Juni masih 3.664.

Epidemiolog dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mengingatkan kenaikan kasus Covid-19 sedang melanda sejumlah negara, termasuk Indonesia. Karena itulah, kewaspadaan harus terus ditingkatkan. Peningkatan kasus tidak bisa dilepaskan dari munculnya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang lebih cepat menular.

“Kasus di banyak negara lain juga serius jadi kita tidak bisa mengabaikan situasi global. Varian BA.4, BA.5 tingkat reproduksinya tinggi dan lebih infectious . Orang yang sudah terinfeksi Omicron BA.1, BA.2, BA.3 juga bisa terinfeksi lagi. Jadi, jangan heran kalau kasus infeksi bisa banyak. Kita tidak perlu panik tapi waspada harus,” tutur Dicky, kepada CNBC Indonesia.

Selain Indonesia, kenaikan kasus tengah dilaporkan sejumlah negara seperti Singapura, China, serta Amerika Serikat.

Singapura, misalnya, melaporkan adanya tambahan kasus sebanyak 5.130 pada Selasa kemarin, naik drastis dibandingkan hari sebelumnya yang tercatat 2.339 kasus.

Dicky menjelaskan meskipun BA.4, BA.5 masih dalam varian Omicron tetapi karakteristiknya sudah jauh berbeda dengan subvarian BA.1 atau omicron yang awal.
BA.5 lebih mudah menginfeksi, baik kepada mereka yang belum atau sudah divaksin Covid-19. Subvarian ini juga bisa menginfeksi ulang pasien yang sebelumnya sudah terinfeksi Covid-19. Seperti subvarian Omicron awal, BA.4, BA.5 juga menyerang saluran pernafasan bagian atas.

Pada varian Omicron awal, laju infeksi dan replikasi berkembang 70 kali lebih tinggi di bronkis saluran pernafasan daripada varian Delta dan varian awal lainnya. Namun, laju infeksi dan replikasi varian Omicron menjadi 10 kali lebih rendah dibandingkan varian pendahulunya.

Pasien yang terinfeksi varian BA.4, BA.5 akan memiliki gejala seperti demam, rasa lelah, dan kehilangan indra penciuman.

Dicky menjelaskan Indonesia diuntungkan oleh sejumlah faktor dalam menghadapi sub varian BA.4, BA.5. Di antaranya adalah besarnya populasi muda, modal imunitas, serta banyaknya masyarakat yang terinfeksi varian Delta pada Juni-Agustus tahun lalu. Subvarian BA.4 dan BA.5 mengadopsi mutasi sepeti Varian Delta.
Orang yang sudah terinfeksi varian Delta dan telah divaksin memiliki blokade atau perlawanan lebih baik saat BA.4, BA.5 menyebar sehingga tingkat perlindungnya lebih baik.

Sebagai catatan, penyebaran varian Delta yang sangat cepat dan mematikan memicu terjadi gelombang II pada akhir Juni hingga akhir Agustus 2021. Puncak Delta terjadi pada Juli 2021 di mana tambahan kasus mencapai 1,23 juta dan kasus kematian menembus 34.394 jiwa.

“Ini memang seperti blessing in disguise Namun, penting sekali bagi kita untuk meningkatkan vaksinasi booster dan tetap memakai masker untuk mengurangi penyebaran,” imbuhnya.

Dicky mengingatkan potensi gelombang berikutnya dari Covid-19 selalu ada. Namun, akibat yang ditimbulkan mungkin tidak sebesar pada gelombang-gelombang sebelumnya.

“Secara jelas potensi baru gelombang ada. Cuma memang gelombang yang ditimbulkan akan beda, gelombang infeksi besar tetapi kesakitan dan kematian rendah.
Tapi penduduk kita besar, kalau terinfeksi banyak yah jumlah kematian juga akan terdampak,” tutur Dicky,

Menteri Budi Gunadi Sadikin pada Senin (13/6/2022) mengatakan Kemenkes sudah memprediksi akan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Data menunjukkan kasus Covid-19 akan mengalami siklus kenaikan setiap enam bulan sekali atau setiap kali ada varian baru muncul. Mantan Direktur Utama Bank Mandiri tersebut memperkirakan lonjakan kasus Covid akibat varian BA.4 dan BA.5 akan terjadi di Indonesia pada minggu kedua dan ketiga Juli.

“Pengamatan kami ini gelombang itu biasanya puncaknya tercapai satu bulan setelah penemuan kasus pertama. Jadi harusnya di minggu kedua Juli, minggu ketiga Juli, kita akan melihat puncak kasus BA.4 dan BA.5 ini,” tutur Budi Gunadi, dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (13/6/2022).

 

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *