Cottonindo Terancam Delisting ” Kami Sedang Mencari Dana “

Pasang Iklan Disini

Wikimedan.com – Cottonindo Terancam Delisting ” Kami Sedang Mencari Dana “. PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS) menjadi salah satu emiten yang terancam delisting dari Bursa Efek Indonesia. Perdagangan saham Perseroan telah disuspensi selama 9 bulan dan masa suspensi akan mencapai 24 bulan pada 24 Agustus 2023.

Tidak tinggal diam, perseroan ternyata saat ini tengah dalam masa penjajakan dan bekerja sama dengan investor. James Kwok Corporate Seceratry KPAS menjelaskan pihaknya tengah menunggu persetujuan dalam melakukan investasi dan pembelian saham pendiri perusahaan.

“Perusahaan hingga saat ini masih mengupayakan untuk mendapatkan dana untuk melakukan operasional pabriknya kembali dan perusahaan juga sedang melakukan beberapa upaya dan proses dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya,” kata James dalam keterbukaan informasi, Rabu (8/6/2022).

Kewajiban yang dimaksudkan antara lain, penyajian LKAT 2021, Penyusunan Annual Report 2021, dan penyelenggaraan RUPST 2021 dalam waktu sesegera mungkin. James berharapa BEI bisa memberi kelonggaran waktu untuk mempersiapkannya segala kewajiban yang saat ini belum diselesaikan.

Untuk diketahui, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 31 Agustus 2021 adalah sebagai berikut:

Komisaris Utama : Jeanny Ariestina Halim
Komisaris : Hendry Ligiono
Direktur Utama : Marting Djapar
Direktur : Fransiskus Toni
Direktur : Stella
Direktur : Johan Kurniawan

Sementara itu, pemegang saham berdasarkan laporan keuangan Bulanan Registrasi Pemegang Efek per 30 September 2021 adalah Marting Djapar memiliki porsi saham sebanyak 27,99%, Jeanny Ariestina Halim sebanyak 15,03%, Drs. Hendry Ligiono sebanyak 8,52%, Stella sebanyak 6,51%, Albert Yan Katili sebanyak 6,51%, dan masyarakat sebanyak 35,45%.

Selain KPAS, ada lima emiten lain yang tengah dalam ancaman delisting, seperti PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA), PT Panasia Indo Resources Tbk (HDTX), PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI), PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY), dan PT Armidian Karyatama Tbk (ARMY).

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *