Saham Produsen Batubara Terjungkal, Batu Bara Krisis ?

Pasang Iklan Disini

Wikimedan.com – Saham Produsen Batubara Terjungkal, Batu Bara Krisis ? Saham-saham emiten batu bara melemah pada awal perdagangan hari ini, Senin (15/11/2021). Pelemahan saham-saham tersebut terjadi di tengah adanya sentimen negatif terbaru bagi sektor batu bara terkait hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP26 yang digelar di Glasgow, Skotlandia beberapa waktu lalu.

Dalam draf kesepakatan KTT Iklim tersebut, sekitar 200 negara sepakat mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil di masa depan.

Berikut ini pelemahan saham batu bara, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.22 WIB.

  1. Indo Tambangraya Megah (ITMG), saham -4,33%, ke Rp 19.875/saham
  2. Bukit Asam (PTBA), -3,76%, ke Rp 2.560/saham
  3. Indika Energy (INDY), -3,46%, ke Rp 1.675/saham
  4. Adaro Energy (ADRO), -2,97%, ke Rp 1.635/saham
  5. Bumi Resources (BUMI), -2,86%, ke Rp 68/saham
  6. Resource Alam Indonesia (KKGI), -1,43%, ke Rp 276/saham
  7. Delta Dunia Makmur (DOID), -1,33%, ke Rp 296/saham
  8. United Tractors (UNTR), -1,32%, ke Rp 22.500/saham
  9. ABM Investama (ABMM), -1,32%, ke Rp 1.500/saham
  10. Harum Energy (HRUM), -1,25%, ke Rp 7.925/saham
  11. Golden Eagle Energy (SMMT), -0,97%, ke Rp 204/saham
  12. Alfa Energi Investama (FIRE), -0,96%, ke Rp 515/saham
  13. Perdana Karya Perkasa (PKPK), -0,55%, ke Rp 181/saham
  14. Golden Energy Mines (GEMS), -0,47%, ke Rp 4.250/saham

Berdasarkan data di atas, saham ITMG menjadi yang paling melorot, hingga minus 4,33%. Dengan ini, saham ITMG sudah terbenam di zona merah selama 4 hari beruntun. Alhasil, dalam seminggu saham ITMG anjlok 12,04% dan dalam sebulan melorot 23,46%.

Kemudian, saham emiten pelat merah PTBA juga terjungkal hingga sebesar 3,76% ke Rp 2.560/saham, melanjutkan koreksi 0,75% pada Jumat pekan lalu. Saham PTBA turun 4,48% dalam seminggu dan tergerus 9,54% dalam sebulan.

Lalu, saham INDY juga tercatat ambles 3,46% ke Rp 1.675/saham, usai merosot dalam 3 hari beruntun. Saham INDY melemah 6,20% dalam sepekan dan anjlok 26,97% dalam sebulan.

Tidak hanya itu, saham ADRO juga terdepresiasi 2,97% ke Rp 1.635/saham. Ini membuat saham ADRO masih minus 4,13% dalam seminggu belakangan, sedangkan dalam sebulan saham ADRO ambles 12,37%.

Diwartakan CNBC Indonesia sebelumnya, dalam KTT Iklim COP26 baru-baru ini, readyviewed sekitar 200 negara mencapai kesepakatan untuk mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil di masa depan.

Negara-negara yang hadir setuju pembakaran bahan bakar fossil menjadi penyebab krisis iklim. Ini pun dimuat dalam perjanjian tertulis.

COP26 atau the 26th UN Climate Change Conference of the Parties adalah konferensi terkait iklim terbesar dan terpenting di dunia.

Perjanjian itu juga membidik batu bara untuk segara “dikiamatkan”. Awalnya, disepakati “penghapusan” pembangkit listrik batu bara (PLTU) secara berkala.

Namun India, didukung China, muncul di menit-menit penutupan konferensi dan menolak kata “penghapusan”. Negara-negara itu melakukan lobi hingga frasa itu berganti menjadi “mengurangi secara bertahap”.

India mengajukan petisi ke dalam KTT tersebut dan bersikeras negara-negara harus diminta “mengurangi” bukan “menghapus” batu bara. Ini terkait karakteristik sosial, politik, dan ekonomi yang sangat berbeda di setiap negara.

Negara berkembang masih membutuhkan batu bara. India misalnya, sangat bergantung dengan batu bara dan menggunakan 70% energi fosil untuk produksi energi dalam negeri.

Bukan hanya itu, empat juta orang saat ini juga bekerja di industri tersebut. Meskipun menjadi ekonomi terbesar ke-6 dunia, negara itu masih dianggap sebagai negara berkembang dan tak mampu sepenuhnya melepaskan diri dari batu bara.

“Bagaimana orang bisa berharap bahwa negara berkembang membuat janji untuk menghapus subsidi batu bara dan bahan bakar fosil secara bertahap?” tanya Menteri Lingkungan India, Bhupender Yadav di KTT COP26

“Negara-negara berkembang masih harus berurusan dengan agenda pengentasan kemiskinan mereka.”

Dengan lobi dari India itu, negara-negara hanya wajib mengurangi konsumsi namun tidak menghilangkannya sama sekali. Didukung China, sebanyak 197 negara akhirnya setuju dengan “pengurangan” alih-alih “penghapusan”.

KTT iklim COP26 dilakukan untuk menjaga suhu bumi 1,5 derajat Celcius. Ini mengacu pada Perjanjian Paris 2015 untuk mengurangi hampir separuh emisi gas rumah kaca dalam delapan tahun setelahnya dan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050.

Sementara itu, harga batu bara masih melanjutkan tren pelemahan.

Sepanjang pekan lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) berkurang 4,13% secara point-to-point. Pada perdagangan akhir pekan, harga komoditas ini ditutup di US$ 147,25/ton, terendah sejak 2 November.

Koreksi pekan lalu membuat harga batu bara resmi anjlok selama empat minggu beruntun. Dalam empat minggu tersebut, harga ambrol 38,98%.

Anjloknya harga batu bara terjadi setelah sebelumnya harga batu bara sudah naik begitu tajam. Bahkan secara year-to-date harga batu bara masih membukukan kenaikan 80,12% secara point-to-point. Dalam setahun terakhir, harga batu bara naik lebih dari tiga kali lipat

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *