Ternyata, Begini Proses Protein Dicerna Hingga Diserap Oleh Tubuh

Pasang Iklan Disini

Katanya, protein baik bagi otot, bahkan bisa membuat otot besar dan berbentuk jika dibarengi dengan olahraga rutin. Tak hanya itu, protein juga disebut-sebut sebagai zat pembangun tubuh yang dapat memperbaiki sel yang rusak. Maka itu, orang yang sedang sakit perlu protein yang lebih banyak. Nah, sebenarnya bagaimana, sih, protein ini bisa dicerna dan diserap oleh otot hingga sel-sel di dalam tubuh? Yuk, pahami proses pencernaan protein dari mulut hingga penyerapannya di dalam jaringan tubuh!

Sekilas mengenai protein

protein hewani dan protein nabati

Protein adalah satu dari sejumlah zat gizi penting yang menyumbang beragam manfaat untuk tubuh. Mulai dari menyumbang energi, membangun sel dan jaringan tubuh, memperbaiki sel dan jaringan yang rusak, meningkatkan sistem imun, serta membantu menjaga keseimbangan cairan.

Sumber protein terbagi menjadi dua, yakni dari hewan (hewani) dan tumbuhan (nabati). Anda bisa mendapatkan sumber protein hewani dengan mengonsumsi daging merah, daging ayam, ikan, telur, dan produk susu. Sedangkan sumber protein nabati bisa dengan mudah didapatkan dari kacang-kacangan, gandum, biji-bijian, tempe, tahu, brokoli, dan lainnya.

Proses pencernaan protein dari mulut hingga ke perut

enzim pada pencernaan

Mungkin Anda sampai saat ini bertanya-tanya, bagaimana protein bisa membuat otot besar atau bagaimana cara nutrisi ini memperbaiki sel yang rusak. Nah, supaya lebih paham, yuk simak alur proses pencernaan protein berikut ini.

1. Di mulai dari mulut

Semua makanan yang masuk ke dalam tubuh akan dikunyah terlebih dahulu di dalam mulut. Begitu pula dengan makanan yang mengandung protein. Tujuannya untuk menghasilkan bentuk makanan yang lebih kecil dan halus sehingga memudahkan proses pencernaan.

2. Dicerna jadi bentuk yang lebih kecil di lambung

Setelah tekstur makanan sudah lumat dan halus dengan sempurna, makanan akan ditelan hingga kemudian masuk ke dalam sistem pencernaan di perut. Di sini, lambung mulai menjalankan tugasnya dengan menciptakan suasana asam yang akan mengaktifkan enzim protease.

Protein yang terkandung dalam makanan, nantinya akan diubah oleh enzim protease menjadi bentuk yang lebih kecil, yaitu asam amino. Tidak berhenti sampai di situ, enzim pepsin sebagai salah satu enzim protease yang utama juga akan mengubah protein menjadi ukuran yang lebih kecil lagi, yang disebut sebagai peptida.

3. Protein siap diserap di dalam usus halus

Jika tugas di dalam lambung telah selesai, selanjutnya asam amino akan masuk ke dalam usus halus yang terletak di antara lambung dan usus besar. Di saat yang bersamaan, pankreas akan melepaskan enzim bikarbonat, yang bertugas untuk menetralkan partikel asam yang mungkin terbawa dari lambung.

Meski sudah dipecah jadi lebih kecil, asam amino dan peptida masih belum bisa diserap, harus dicerna lagi ke bentuk zat yang lebih sederhana. Nah, proses ini memerlukan bantuan enzim tripsin, kimotripsin, dan karboksipeptidase, agar dapat menguraikan asam amino dan peptida.

Selanjutnya, bentuk protein yang paling sederhana ini akan diserap oleh dinding-dinding usus halus. Di dinding usus halus, terdapat bagian yang disebut dengan vili dan mikrovili yang memudahkan penyerapan asam amino.

Setelah itu, asam amino akan masuk ke dalam aliran darah bersama nutrisi lainnya yang juga telah diserap oleh usus halus. Aliran darah akan melewati semua sel-sel tubuh dan membagikan asam amino ke bagian yang membutuhkan, termasuk sel otot.

Bagian tubuh lain juga ikut andil dalam mencerna protein

Proses pencernaan protein tentu tidak hanya mengandalkan kerja rangkaian sistem pencernaan saja. Saraf dan hormon di dalam tubuh turut memiliki andil dalam mengantarkan sinyal dan mengatur kerja organ pencernaan, agar menjalankan tugas sesuai fungsinya.

Ambil contoh, hormon gastrin yang ada di dalam lambung akan merangsang sel-sel di dalamnya untuk menghasilkan asam. Sementara hormon sekretin berperan dalam mengatur produksi enzim bikarbonat pada pankreas. Begitu juga dengan hormon kolesistokinin yang akan memberi sinyal pada pankreas untuk melepaskan enzim pencernaan protein dan nutrisi lainnya.

Di sisi lain, sistem saraf tubuh ternyata dapat membantu proses pencernaan protein dengan memberikan stimulasi saraf yang memberikan sinyal bahwa ada makanan yang harus diolah di dalam saluran pencernaan. Stimulasi saraf tersebut nantinya akan membantu memindahkan makanan dari satu tempat ke tempat lainnya di dalam sistem pencernaan sesuai dengan tahapannya.

Baca Juga:


Kategori : Berita Kesehatan

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *