Lava Pijar Merapi Bisa Jadi Wisata Baru bagi Masyarakat

Pasang Iklan Disini

Wikimedan – Pertumbuhan material kubah lava Gunung Merapi yang sudah sampai ke tepian kubah lama memunculkan ide baru. Yakni guguran lava pijar dari Merapi dapat menjadi wisata baru bagi masyarakat.

Asal dengan catatan dalam menikmatinya dalam jarak aman, yakni 3 kilometer dari puncak Merapi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ), Joko Supriyanto mengatakan, sampai saat ini guguran lava Merapi itu tidak berbahaya.

“Menurut saya itu buat wisata. Lihat pemandangan lava pijar, jadi tontonan baru kalau malam hari lihat lelehan lava,” katanya, Selasa (27/11).

Sesuai rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogjakarta, status gunung api itu masih di level II atau Waspada. Disarankan tidak ada pendakian ke puncak, maupun aktivitas radius 3 kilometer.

Pihaknya secara rutin juga telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang pemukimannya dekat dengan Merapi. Terutama di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, di Dusun Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, Srunen, di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan. “Supaya masyarakat di sana tidak kaget kalau ada guguran,” katanya.

Ia juga meyakini, masyarakat di KRB III tidak melakukan aktivitas di radius berbahaya. Termasuk ketika mencari rumput untuk makan hewan ternaknya. “Naik (ke atas) kan tidak sampai 1 kilometer. Masyarakat jangan panik,” katanya.

Selain sosialisasi, pihaknya juga telah melakukan persiapan. Seperti pemeriksaan Early Warning System (EWS) yang ada di sekitar Merapi. “Ada 20 EWS yang kami punya. Ada yang untuk Merapi, awan panas, longsor. Semuanya aktif,” katanya.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan, guguran lava pijar ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat di sekitar Gunung Merapi. “Bisa dilihat saat malam hari,” ucapnya.

Sebelumnya, guguran material kubah lava ke luar kawah terpantau pada Kamis (22/11) lalu. Terjadi 4 kali guguran yang mengarah ke Sungai Gendol, Kabupaten Sleman.

Jarak luncurnya mencapai 300 meter ke arah Sungai Gendol. Radius sekitar 400 meter dari pusat kubah lava. Kondisi ini masih memungkinkan terjadi lagi kalau ada penambahan volume kubah lava. Untuk volume kubah per Kamis (22/11) mencapai 308 ribu meter kubik. Penambahan per harinya rata-ratanya berkisar 3 ribu meter kubik.

(dho/JPC)


Kategori : Berita Nasional

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *