Panduan Buat Diabetesi Kendalikan Gula Darah Saat Cuaca Panas (Apa Efeknya?)

Pasang Iklan Disini

Bukan hanya makanan yang dapat menaikturunkan kadar gula darah Anda. Hidup di negara beriklim tropis seperti Indonesia membuat Anda juga harus lebih berhati-hati terhadap cuaca ekstrem. Pasalnya, cuaca panas dapat membuat gejala diabetes makin memburuk pada kebanyakan orang.

Apa pengaruhnya cuaca panas pada diabetes?

Cuaca panas nyatanya dapat berdampak negatif pada kesehatan tubuh diabetesi lewat berbagai macam cara tak terduga.

1. Cuaca panas bikin dehidrasi

Cuaca panas rentan membuat dehidrasi. Namun, memiliki diabetes itu sendiri pada dasarnya sudah membuat Anda cenderung lebih mudah dan cepat mengalami dehidrasi daripada orang lainnya.

Gejala diabetes menyebabkan Anda sering haus, keringat berlebihan, dan sering kencing yang kemudian membuat tubuh kehilangan banyak cairan. Dehidrasi, pada gilirannya, dapat menaikkan gula darah yang dapat makin memperparah gejala diabetes Anda.

Terlebih jika Anda termasuk pengguna insulin, dehidrasi dapat mengurangi suplai darah ke kulit sehingga mengurangi penyerapan dosis insulin setelah disuntikkan.

2. Diabetes membuat Anda sulit berkeringat

Keringat adalah cara alami tubuh untuk mendinginkan diri dari peningkatan suhu yang ekstrem. Ketika menguap (mengering) di kulit Anda, keringat akan menghilangkan panas dan mendinginkan Anda.

Namun, kombinasi cuaca terik dan udara yang terus lembap selama musim kemarau membuat Anda terus merasa kepanasan. Ini membuat tubuh lebih sulit mendinginkan diri karena keringat tidak bisa menguap dengan baik.

Selain itu, kerusakan pembuluh darah dan saraf yang terjadi akibat diabetes dapat merusak kelenjar keringat sehingga tubuh Anda tidak bisa berkeringat ketika diperlukan.

Kondisi ini dapat menyebabkan heat exhaustion dan heat stroke yang merupakan keadaan darurat medis.

3. Cuaca panas ganggu respon insulin

Cuaca panas ekstrem bisa mengganggu bagaimana tubuh mengatur, memproduksi, dan menggunakan insulin. Hal ini dapat meningkatkan risiko kadar gula darah melonjak drastis (hiperglikemia) atau malah merosot turun tiba-tiba (hipoglikemia).

Setiap pengidap diabetes bisa memiliki respon yang berbeda-beda terhadap perubahan suhu esktrem. Pada beberapa orang, cuaca panas bisa menyebabkan pembuluh darah melebar. Pelebaran pembuluh darah dapat mempercepat penyerapan insulin yang menyebabkan gula darah rendah (hipoglikemia).

Mengutip diabetes.co.uk, risiko hipoglikemia akibat cuaca panas cenderung lebih tinggi pada diabetesi yang sedang mengonsumsi obat penurun gula darah.

Sementara segelintir orang lainnya justru lebih rentan mengalami kenaikan gula darah mendadak selama beraktivitas di musim kemarau. Ini karena cuaca panas menyebabkan stres pada sistem metabolisme glukosa darahnya.

4. Polusi udara perburuk peradangan

Di Indonesia, cuaca panas ekstrem juga dipengaruhi oleh tingginya polusi udara dari emisi kendaraan. Zat polutan yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan peradangan.

“Peradangan memicu stres oksidatif yang menjadi dasar akibat dari segala penyakit metabolik kronis (termasuk diabetes),” tutur prof.Dr.dr.Ketut Suastika, SpPD-KEMD, Ketua PB PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) ketika ditemui oleh tim Hello Sehat pada Agustus lalu di Balai Kota Jakarta saat acara penandatanganan program “Cities Changing Diabetes”.

Stres emosional menghadapi panasnya cuaca lingkungan dan kemacetan jalanan juga meningkatkan peradangan dalam tubuh. Semakin banyak peradangan yang terjadi dalam tubuh diabetesi akan semakin menyebabkan resistensi insulin.

Begitu juga sebaliknya. Semakin tubuh resisten terhadap insulin, maka akan semakin memicu peradangan yang lebih parah. Resistensi insulin membuat gula darah naik drastis yang kemudian memperparah gejala diabetes Anda.

5. Cuaca panas bikin kaki rentan berjamur

Di musim kemarau, kaki Anda bisa berkeringat deras sehingga tetap lembap setiap saat. Apalagi jika Anda terus-terusan pakai sepatu tertutup. Kondisi kulit yang lembap menjadi tempat tumbuhnya jamur penyebab infeksi.

Tips mengendalikan gejala diabetes di musim kemarau

Lansia adalah kelompok orang yang paling berisiko mengalami masalah gula darah pada cuaca panas. Namun, orang-orang diabetes dari segala usia harus tetap menyadari dan mengantisipasi bahayanya.

Dirangkum dari CDC Amerika Serikat dan sumber lainnya, berikut cara-cara yang bisa Anda lakukan untuk mengendalikan gejala diabetes selama musim kemarau:

  • Sering-sering minum air putih, bahkan jika Anda tidak haus, sehingga Anda tidak dehidrasi.
  • Hindari alkohol dan minuman berkafein seperti kopi, teh, minuman energi, dan minuman olahraga. Minuman ini dapat menyebabkan tubuh justru kehilangan cairan dan meningkatkan gula darah.
  • Cek gula darah sebelum, selama, dan setelah Anda beraktivitas.
  • Anda mungkin perlu mengubah dosis insulin yang Anda gunakan, tapi konsultasikan dulu kepada dokter Anda. Jangan mengubah dosis insulin tanpa seizin dokter.
  • Kenakan pakaian longgar, yang berbahan adem, dan berwarna terang agar tidak mudah kepanasan.
  • Selalu pakai tabir surya dan topi saat beraktivitas lama di luar ruangan. Sunburn (kulit terbakar matahari) dapat meningkatkan kadar gula darah Anda.
  • Pergi berteduh ke ruangan ber-AC ketika sudah mulai kepanasan. Dalam cuaca panas ekstrem, mendinginkan tubuh pakai kipas angin saja tidak akan cukup.
  • Simpan obat-obatan diabetes Anda, termasuk insulin, di tempat yang jauh dari sinar matahari. Obat bisa rusak jika terkena panas langsung. Jangan pernah meninggalkan obat di dalam mobil.
  • Pelajari gejala hipoglikemia serta gejala hiperglikemia untuk antisipasi langkah perawatannya.
  • Olahraga di dalam ruangan dingin untuk mencegah risiko heat stroke.

Baca Juga:


Kategori : Berita Kesehatan

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *