Pelaku Penempel Stiker 'Raja Jokowi' di Angkot Mulai Terungkap

Pasang Iklan Disini

Wikimedan – PDIP Demak masih mencari pelaku penyebar stiker angkot ‘Raja Jokowi’. Beredar informasi bahwa pihak penginisasi gambar Calon Petahana Pilpres 2019 berbusana adat Jawa di bagian kaca belakang mobil adalah orang yang berasal dari Jepara.

Hal itu diungkap Ketua DPC PDIP Demak, Fahrudin Bisri Slamet, Rabu (14/11) berdasarkan keterangan dari para sopir angkot yang kendaraanya ditempeli stiker macam itu. “Kita telah meminta keterangan sopir-sopir yang memasang stiker itu. Mereka bilang kalau stiker dari nom-noman (pemuda) asal Jepara,” katanya.

Kendati demikian, ia tak merinci datang dari kelompok mana pemuda tersebut. “Biasanya dia antar karyawan pabrik,” terusnya.

Poster Raja Jokowi
DICOPOTI: Poster bergambar Jokowi berbusana raja terpasang di salah satu sudut daerah di Jateng baru-baru ini. (Istimewa)

Hanya saja, Fahrudin sempat berujar jika proses pemasangan stiker itu berlangsung di Terminal Welahan Jepara. Kala para sopir angkutan umum sedang menunggu datangnya penumpang. 

Dengan masih belum diketemukannya pemuda termaksud, ia menginstruksikan jajaran partainya guna memburunya. Dalam hal ini, para sopir turut digandeng supaya mau membantu. “Kita hanya mau klarifikasi saja. Dia dapat dari mana (stiker ‘Raja Jokowi’), lalu tujuannya apa,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, PDIP Demak memperoleh informasi terdapat 30 unit angkot jurusan Demak-Jepara PP yang pada bagian kaca belakangnya ditempeli stiker ‘Raja Jokowi’. Enam diantaranya sudah dilepas dengan memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada pengemudinya. Menerangkan kalau kampanye macam itu tidak diinisiasi oleh PDIP.

Selain itu, model kampanye macam itu dinilai PDIP sendiri telah merendahkan Joko Widodo selaku petahana pada Pilpres 2019. Belum lagi pandangan tentang bagaimana penggunaan kata ‘Raja’ yang seolah menganggap Indonesia adalah negara kerajaan, sehingga dinilai tak mencerahkan dan mencerdaskan rakyat.

“Masyarakat sekarang ini cerdas, dan sekarang alamnya demokrasi. Dengan memasang Pak Jokowi memakai mahkota berarti menganggap masyarakat kita tidak cerdas,” tutup Fahrudin.

(gul/JPC)


Kategori : Berita Nasional

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *