Ketika Tukang Ojek dan Ibu Rumah Tangga Main Saham, Begini Jadinya

Pasang Iklan Disini

[ad_1]








Wikimedan – Selama ini pemain saham dikenal banyak berasal dari kalangan berdasi, pebisnis besar, dan sebagainya. Namun kondisi kontras terdapat di Kota Cakalang, Bitung. Di sana warga dari kelompok ibu rumah tangga (IRT), tukang ojek, dan pengumpul ikan pun sudah biasa bermain saham.







Buktinya terdapat empat Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) di Bitung. Untuk tingkat kecamatan adanya di Maesa dan Madidir. Kemudian ada juga Galeri Investasi BEI yang dikelola Tim Penggerak (TP) PKK Bitung. Terakhir galeri ini berada di sebuah perguruan tinggi swasta.







Sekretaris Kota (Sekko Bitung Audy Pangemanan menuturkan, pihaknya selama ini memang menggalakkan program ‘Yuk Nabung Saham’. Sasaran dari program itu masyarakat kelas bawah. Mulai dari tukang ojek, IRT, pedagang kecil, pengumpul ikan dan sebagainya. Semuanya relatif sudah banyak menyisihkan dananya untuk berinvestasi saham.







“Kini di kota kecil, Bitung, mereka telah membuktikan diri sebagai investor; pemilik saham berbagai perusahaan besar,” jelas Audy Pangemanan sebagaimana yang dilansir Manado Post (Jawa Pos Group), Jumat (19/10).







Berdasar laman daring BEI, semula Galeri Investasi adalah sarana untuk memperkenalkan pasar modal sejak dini kepada dunia akademis. “Tapi melihat peluang yang ada, pemerintah dan TP-PKK Bitung mengambil peran pro aktif untuk mengarahkan pengembangan galeri investasi di kecamatan-kecamatan,” ucapnya.







Menurutnya selama ini galeri investasi BEI di lingkungan perguruan tinggi hanya digunakan oleh civitas akademika untuk tujuan akademik. “Sedangkan untuk galeri investasi di kecamatan dan yang dikelola TP-PKK, informasi dapat digunakan untuk tujuan komersial dalam hal transaksi jual dan beli saham,” tuturnya.








Dengan informasi yang terbuka dan terpercaya, mereka ingin mendorong masyarakat ikut serta melakukan transaksi jual dan beli saham. Dorongan itu mendapat respons.








Masyarakat yang dulunya hanya sebagai penabung. Kini bisa menjadi pemilik saham sebuah bank. Tidak hanya itu masyarakat yang dulu cuma konsumen setia sebuah produk, kini bisa menjadi pemilik saham sebuah perusahaan.







“Sejumlah analis memperkirakan, bahwa saham sektor perbankan dan emiten konsumer khususnya Fast Moving Consumer Goods (FMCG) masih akan terus menonjol dan menarik. Sehingga dapat menjadi pilihan investasi masyarakat karena harga per lembar sahamnya juga tidak terlalu mahal,” sambung Pangemanan.







Sementara itu, Ketua TP-PKK Khouni Lomban-Rawung mengatakan, program nabung saham itu sejalan dengan program pengurusnya. Yakni upaya peningkatan pendapatan keluarga dengan mengedukasi ibu-ibu untuk menyisihkan pendapatan mereka dengan menabung untuk masa depan keluarga







Untuk program tersebu, PKK Bitung sampai saat ini terus berkolaborasi dengan pemerintah kota dan BEI. “Dengan menjadi kota pertama yang TP-PKK-nya memiliki Galeri Investasi BEI di Indonesia, kami berharap ke depan selain menjadi kota pelabuhan, perikanan dan pariwisata, Bitung juga bisa menjadi kota investasi. Karena masyarakat bukan lagi sebagai konsumen suatu produk, tetapi sudah menjadi pemilik dari perusahaan-perusahaan besar tersebut, Yuk Nabung Saham,” ajaknya.














(iil/JPC)


[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *