Sering Terjadi Kecelakaan Tunggal, Ini Kisaran Gaji Sopir Transjakarta

Pasang Iklan Disini

[ad_1]






Wikimedan – Belakangan sering terjadi kecelakaan tunggal yang melibatkan Bus Transjakarta. Data dari Kepolisian menyebutkan paling banyak kecelakaan terjadi karena faktor human error. Mungkin kah kecelakaan ini berkaitan dengan perekrutan pramudi atau sopir.





Berdasarkan penelusuran Wikimedan, ternyata ada dua jalur untuk bisa menjadi sopir Bus Transjakarta. Pertama melalui PT Transjakarta, sementara kedua melalui operator langsung.





Melalui cara kedua ini lah, yang dinilai sebagai jalan pintas. Karena tak jarang para sopir yang mengambil jalan pintas ini membayar sejumlah uang.


Sering Terjadi Kecelakaan Tunggal, Ini Kisaran Gaji Sopir Transjakarta

Infografis kecelakaan Bus Transjakarta (Kokoh Praba/Wikimedan)





Seperti yang diutarakan oleh salah satu sopir Bus Transjakarta yang enggan disebutkan namanya, sistem perekrutan dari operator banyak yang mengambil jalan pintas untuk menjadi sopir Transjakarta.





“Kalau operator ini banyak yang kasih uang, langsung masuk,” ucap pria mengenakan batik biru saat ditemui Wikimedan di kawasan Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jalan Mayjen Sutoyo, Cililitan, Jakarta Timur, Minggu (14/10).





Kendati demikian, untuk menjadi sopir Bus Transjakarta ada beberapa test dan pelatihan yang harus diikuti. Karena hal tersebut merupakan standar operasional prosedur (SPO) yang harus dijalani.






“Kalau syaratnya itu ada pemberkasan, test drive, tes jalur, psikotes, sama yang terakhir itu ada tes kesehatan. Itu enggak cuma dari Transjakarta saja, dari operator juga sama syaratnya,” imbuhnya.






Perbedaan antara sopir yang masuk dari PT Transjakarta dan operator, hanya masalah gaji. Untuk sopir yang masuk melalui PT Transjakarta setiap bulannya mendapatkan gaji dengan kisaran Rp 5 juta hingga Rp 7 juta per bulannya.





Sementara jika dari operator bisa mendapatkan lebih besar, yakni dengan kisaran Rp 7 juta hingga Rp 9 juta per bulannya. “Kalau dari Transjakarta itu gajinya mentok dijam kerja saja, sedangkan operator itu hitungnya per kilometer,” ungkapnya.





“Kalau sopir dari PT Transjakarta langsung itu paling mentok di angka Rp 5 juta sampai Rp 7 juta sebulan. Beda kalau operator, bisa lebih. Ya Rp 9 juta lah,” ucapnya.





(dik/JPC)


[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *