Amankan Dua Match Point, Pierre Hugues Herbert Tembus Final Di Shenzhen

Pasang Iklan Disini

Jangan sebut Pierre Hugues Herbert sebagai spesialis nomor ganda. Pekan ini, petenis berkebangsaan Perancis tersebut menemukan performa terbaiknya di nomor tunggal setelah melenggang ke final Shenzhen Open.

Di semifinal, Herbert menumbangkan petenis unggulan ketujuh, Alex De Minaur dengan hasil cukup ketat 7-5, 2-6, 7-6, termasuk mengamankan dua match point di babak tiebreak set ketiga. Petenis berusia 27 tahun, Herbert lolos ke partai final setelah bertanding selama 2 jam 34 menit dan mencatatkan 3-1 di babak tiebreak yang dilakoninya musim ini.

Final turnamen ATP nomor tunggal kali ini akan menjadi final kedua bagi Herbert yang sebelumnya berakhir sebagai runner up di Winston-Salem Open musim 2015 (kalah dari Kevin Anderson).

“Saya benar-benar senang dan bangga pada diri saya sendiri karena lolos ke final,” ungkap Herbert. “Pertandingan kali ini benar-benar menyulitkan melawan Alex, yang saya hadapi di Wimbledon dan pertandingan itu sama sulitnya. Saya senang bisa melenggang ke final turnamen ATP kedua saya. Rencana saya sekarang, beristirahat agar siap melakoni partai final. Mimpi saya adalah memenangkan gelarnya.”

“Melawan Alex, anda merasa seperti harus memenangkan poinnya sebanyak empat kali. Ia seperti memiliki roda, karena ia berlari dengan cepat. Ia hampir saja mendapatkan poin terakhir, ketika saya berpikir ia tidak akan memiliki peluang. Itu match point yang luar biasa dan itu akan menjadi hal yang akan anda ingat untuk waktu yang cukup lama.”

Di final, Herbert akan berhadapan dengan Yoshihito Nishioka yang lolos ke final setelah ia juga melewati babak tiebreak set ketiga. Nishioka menyudutkan Fernando Verdasco sebelum memetik kemenangan 1-6, 6-3, 7-6 yang mengantarkannya ke final turnamen ATP pertama dalam kariernya.

Dengan lolosnya Herbert dan Nishioka, musim ini akan ada petenis putra ke-11 yang memenangkan gelar untuk kali pertama.

Artikel Tag: Tenis, Shenzhen Open, Pierre Hugues Herbert, Alex de Minaur, Yoshihito Nishioka, Fernando Verdasco

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *